RADARBEKASI.ID, BEKASI – Animo perjalanan ibadah umroh sedang ramai-ramainya di awal musim umroh 1444 H. Namun, travel agen di Bekasi yang melayani perjalanan umroh harus putar otak menghadapi tingginya harga tiket penerbangan dan kelangkaan tiket di maskapai penerbangan. Tidak hanya itu, travel agent yang melayani perjalanan wisata juga ikut terkena dampaknya, ditambah dengan jumlah penerbangan yang terbatas.
Pertengahan bulan April kemarin, pemerintah mengeluarkan ketentuan yang mengatur biaya tambahan tarif penumpang pelayanan kelas ekonomi angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri. Keputusan Menteri Perhubungan (Kepmenhub) nomor 68 tahun 2022 tersebut memberikan izin kepada operator maskapai untuk menaikkan harga tiket pesawat 10 persen dari tarif batas atas, hanya berlaku bagi penerbangan domestik.
Bukan berarti penerbangan internasional tidak baik tarif tiketnya, harga tiket penerbangan internasional diserahkan ke mekanisme pasar. Faktor naiknya harga tiket penerbangan ini dilatarbelakangi oleh naiknya harga bahan bakar pesawat atau avtur, serta kenaikan kurs dolar.
Dewasa ini, asosiasi travel agen perjalanan umroh memprotes kenaikan harga tiket ini, bahkan muncul rencana untuk memboikot pemberangkatan umroh. “Tiga hari lalu, jam 11 malam ada pengumuman kenaikan harga tiket dari maskapai Garuda,” Ketua Umum Kebersamaan Pengusaha Travel Haji dan Umrah (Bersathu) Wawan Suhada, selasa (2/8).
Dia mengatakan ketentuan kenaikan harga tiket tersebut berlaku juga untuk untuk tiket yang sudah mereka booking. Untuk penerbangan bulan Agustus ini naik sekitar Rp 800 ribu. Kemudian untuk penerbangan bulan September naik jadi sekitar Rp 1,5 juta hingga Rp 3 juta.
Menurut Wawan keputusan kenaikan harga tiket secara sepihak dan mendadak itu, merugikan travel. Sebab mereka otomatis akan menaikkan harga paket umrah yang sudah dibayar jemaah. Akibatnya jemaah juga bisa dirugikan.“Kemampuan ekonomi jemaah umrah itu berbeda-beda. Jangankan ada tambahan Rp 1 juta, ada tambahan biaya Rp 500 ribu saja kadang cukup berat,” tuturnya.
Salah satu travel agen pemberangkatan umroh di Bekasi mengaku bahwa tren perjalanan umroh saat ini sedang ramai.”Ya, karena masih awal-awal musim kan. Awal musim umroh itu memang selalu ramai karena mereka sudah banyak yang waiting list,” terang Direktur Hira Tour, Abdul Aziz, Selasa (2/8).
Selain naiknya harga tiket penerbangan, kelangkaan tiket juga terjadi saat travel agen membeli tiket di maskapai penerbangan. Hal ini terjadi lantaran tiket telah dibooking oleh agen penjualan tiket, sehingga harus membeli tiket di agen penjualan dengan harga tinggi.
Informasi sampai dengan kemarin, ada beberapa maskapai penerbangan yang sudah mengumumkan kenaikan harga, diantaranya Garuda Indonesia, Batik Air, dan Lion Air. Kenaikan tertinggi sampai saat ini oleh maskapai Garuda, kenaikan berkisar Rp500 sampai Rp2 juta, berlaku mulai bulan September.
Sedangkan Batik Air, kenaikan berkisar Rp400 ribu. Sedangkan Lion Air, kenaikannya berkisar Rp300 ribu, berlaku mulai 1 Agustus kemarin. Tepat pada tanggal 17 Agustus mendatang, Hira Tour total ada 80 orang yang akan diberangkatkan umroh.
“Nah agen ini menaikkan harga, jadi bukan lagi harga standar penerbangan, tapi harganya dari agen. Nah ini yang menyebabkan kenaikan harga dan kelangkaan tiket di pasaran,” tambahnya.
Selasa kemarin, asosiasi travel agen umroh disebut tengah melakukan pertemuan dengan beberapa pihak terkait yang berhubungan dengan dunia penerbangan, salah satunya dengan maskapai Garuda. Asosiasi meminta tiket dijual langsung oleh maskapai, bukan melalui agen tiket, kemudian mematuhi aturan dalam proses menaikkan harga jual tiket.
Aziz menjabarkan bahwa kenaikan harga tiket harus diumumkan jauh-jauh hari, serta memperhitungkan matang-matang setiap faktor yang menyebabkan kenaikan harga tiket. Naiknya harga tiket ini sontak membuat travel harus menaikkan biaya umroh, secara langsung akan berdampak pada setiap orang yang akan berangkat umroh.
“Alasannya kan kenaikan harga BBM, berapa persen kenaikan harga BBM?, Kan harus dihitung. Apakah kenaikan harga BBM sama dengan kenaikan harga sampai Rp2 juta yang dilakukan Garuda itu kenaikannya seperti itu?, Banyak banget kenaikannya gitu,” ungkapnya.
Jika hasil pertemuan kemarin tidak mendapatkan hasil memuaskan, asosiasi akan membangun komunikasi dengan Kemenhub, sebelumnya keberatan atas kenaikan harga tiket ini sudah disampaikan. Pihaknya berharap regulasi yang mengatur penetapan harga tiket penerbangan, sehingga tidak sewenang-wenang menaikkan harga tiket.
Selain perjalanan umroh, kenaikan harga tiket juga berdampak pada perjalanan wisata, hal ini dirasakan oleh travel agen perjalanan wisata. Dampak yang bisa dirasakan langsung adalah perubahan tujuan perjalanan wisata konsumen, hingga menurunnya konsumen.
Belum lagi, ditambah dengan kenaikan Pajak Pertambahan nilai (PPN), kenaikan harga BBM, hingga peraturan pelaku perjalanan yang masih berubah-ubah. Kenaikan harga tiket terutama sangat dirasakan pada destinasi wisata populer.
Bahkan, harga tiket penerbangan di batas atas saat ini sudah dianggap hal wajar.”Saya ambil contoh saja, saya dalam sejarah itu baru ketemu harga tiket ke Singapura itu sampai Rp15 juta loh, jarak Jakarta sampai Singapura itu kan cuma 1 jam. Jadi itu memang sangat mahal sekali,” terang Wakil Ketua II Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (ASITA) Bekasi, Hairani Tarigan.
Dibandingkan dengan harga tertinggi dalam kondisi normal, harga tiket Jakarta – Singapura berkisar Rp 3 sampai Rp5 juta. Biaya yang harus dikeluarkan untuk perjalanan internasional maupun domestik disebut tidak jauh berbeda.
Perusahaan perjalanan wisata baru saja bergerak usai pandemi Covid-19 mereda. Namun, tidak disangka kenaikan harga tiket, pajak, hingga terbatasnya penerbangan menjadi tembok besar berikutnya yang harus ditaklukkan, belum lagi melemahnya kurs rupiah.
“Trennya yang terjadi sekarang orang menghindari dulu naik pesawat karena tingginya harga tiket pesawat ya. Tapi kalau harus berangkat naik pesawat ya tentunya mencari tanggal yang murah,” tambahnya.
Jika masyarakat familiar mendengar berbagai promo perjalanan wisata, saat ini agen travel lebih memilih untuk membentuk konsorsium, bersama-sama dengan beberapa travel agent membuat perjalanan wisata. Termasuk, mematok harga yang sama antara satu agen travel dengan agen travel yang lain, sehingga dapat meminimalisir persaingan bisnis untuk tetap bisa bertahan hidup.
Di Bekasi, anggota ASITA sebagian besar melayani perjalanan umroh, di masa-masa awal musim umroh ini jumlah pelanggan bisa untuk membantu perusahaan tetap hidup. Bagaimanapun juga, para pelaku usaha di sektor ini harus memutar otak untuk menghadapi berbagai kendala yang muncul setelah mati suri akibat pandemi Covid-19.
“Kondisinya secara umum teman-teman di Bekasi ini sudah mulai bergerak, tapi sudah dihadapkan dengan banyak masalah. Kalau kita bilang mereka ini bergerak dari 1 sampai 10, mereka baru di level dua, sudah mau dibuat patah hati saja,” tukasnya.
Naiknya harga tiket perjalanan udara ini nyatanya memberikan kontribusi nyata pada tingkat inflasi di Indonesia. Bukan Juli kemarin, pengaruh komponen harga yang diatur oleh pemerintah terhadap inflasi tercatat ada pada kenaikan tarif angkutan udara, tarif bahan bakar rumah tangga, tokok kretek dan filter, serta tarif listrik.
“Kalau kita lihat penyumbang utama inflasi pada Juli ini antara lain adalah karena kenaikkan harga pada cabai merah, tarif angkutan udara, kemudian bahan bakar rumah tangga, dan cabai rawit,” papar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuono dalam keterangan persnya awal Agustus kemarin.
Catatan BPS Provinsi Jawa Barat, inflasi di Bekasi sebesar 3,49 persen, sedangkan tahun ke tahun 4,57 persen. Di bulan Juni, jumlah penumpang angkutan udara di Jawa Barat menurun 8,52 persen, atau sama dengan 32,43 ribu jiwa. (Sur) Artikel ini telah tayang di Radarbekasi.id dengan judul "Travel agen di Bekasi putar otak menghadapi tingginya harga tiket pesawat", Klik selengkapnya di sini
Pertengahan bulan April kemarin, pemerintah mengeluarkan ketentuan yang mengatur biaya tambahan tarif penumpang pelayanan kelas ekonomi angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri. Keputusan Menteri Perhubungan (Kepmenhub) nomor 68 tahun 2022 tersebut memberikan izin kepada operator maskapai untuk menaikkan harga tiket pesawat 10 persen dari tarif batas atas, hanya berlaku bagi penerbangan domestik.
Bukan berarti penerbangan internasional tidak baik tarif tiketnya, harga tiket penerbangan internasional diserahkan ke mekanisme pasar. Faktor naiknya harga tiket penerbangan ini dilatarbelakangi oleh naiknya harga bahan bakar pesawat atau avtur, serta kenaikan kurs dolar.
Dewasa ini, asosiasi travel agen perjalanan umroh memprotes kenaikan harga tiket ini, bahkan muncul rencana untuk memboikot pemberangkatan umroh. “Tiga hari lalu, jam 11 malam ada pengumuman kenaikan harga tiket dari maskapai Garuda,” Ketua Umum Kebersamaan Pengusaha Travel Haji dan Umrah (Bersathu) Wawan Suhada, selasa (2/8).
Dia mengatakan ketentuan kenaikan harga tiket tersebut berlaku juga untuk untuk tiket yang sudah mereka booking. Untuk penerbangan bulan Agustus ini naik sekitar Rp 800 ribu. Kemudian untuk penerbangan bulan September naik jadi sekitar Rp 1,5 juta hingga Rp 3 juta.
Menurut Wawan keputusan kenaikan harga tiket secara sepihak dan mendadak itu, merugikan travel. Sebab mereka otomatis akan menaikkan harga paket umrah yang sudah dibayar jemaah. Akibatnya jemaah juga bisa dirugikan.“Kemampuan ekonomi jemaah umrah itu berbeda-beda. Jangankan ada tambahan Rp 1 juta, ada tambahan biaya Rp 500 ribu saja kadang cukup berat,” tuturnya.
Salah satu travel agen pemberangkatan umroh di Bekasi mengaku bahwa tren perjalanan umroh saat ini sedang ramai.”Ya, karena masih awal-awal musim kan. Awal musim umroh itu memang selalu ramai karena mereka sudah banyak yang waiting list,” terang Direktur Hira Tour, Abdul Aziz, Selasa (2/8).
Selain naiknya harga tiket penerbangan, kelangkaan tiket juga terjadi saat travel agen membeli tiket di maskapai penerbangan. Hal ini terjadi lantaran tiket telah dibooking oleh agen penjualan tiket, sehingga harus membeli tiket di agen penjualan dengan harga tinggi.
Informasi sampai dengan kemarin, ada beberapa maskapai penerbangan yang sudah mengumumkan kenaikan harga, diantaranya Garuda Indonesia, Batik Air, dan Lion Air. Kenaikan tertinggi sampai saat ini oleh maskapai Garuda, kenaikan berkisar Rp500 sampai Rp2 juta, berlaku mulai bulan September.
Sedangkan Batik Air, kenaikan berkisar Rp400 ribu. Sedangkan Lion Air, kenaikannya berkisar Rp300 ribu, berlaku mulai 1 Agustus kemarin. Tepat pada tanggal 17 Agustus mendatang, Hira Tour total ada 80 orang yang akan diberangkatkan umroh.
“Nah agen ini menaikkan harga, jadi bukan lagi harga standar penerbangan, tapi harganya dari agen. Nah ini yang menyebabkan kenaikan harga dan kelangkaan tiket di pasaran,” tambahnya.
Selasa kemarin, asosiasi travel agen umroh disebut tengah melakukan pertemuan dengan beberapa pihak terkait yang berhubungan dengan dunia penerbangan, salah satunya dengan maskapai Garuda. Asosiasi meminta tiket dijual langsung oleh maskapai, bukan melalui agen tiket, kemudian mematuhi aturan dalam proses menaikkan harga jual tiket.
Aziz menjabarkan bahwa kenaikan harga tiket harus diumumkan jauh-jauh hari, serta memperhitungkan matang-matang setiap faktor yang menyebabkan kenaikan harga tiket. Naiknya harga tiket ini sontak membuat travel harus menaikkan biaya umroh, secara langsung akan berdampak pada setiap orang yang akan berangkat umroh.
“Alasannya kan kenaikan harga BBM, berapa persen kenaikan harga BBM?, Kan harus dihitung. Apakah kenaikan harga BBM sama dengan kenaikan harga sampai Rp2 juta yang dilakukan Garuda itu kenaikannya seperti itu?, Banyak banget kenaikannya gitu,” ungkapnya.
Jika hasil pertemuan kemarin tidak mendapatkan hasil memuaskan, asosiasi akan membangun komunikasi dengan Kemenhub, sebelumnya keberatan atas kenaikan harga tiket ini sudah disampaikan. Pihaknya berharap regulasi yang mengatur penetapan harga tiket penerbangan, sehingga tidak sewenang-wenang menaikkan harga tiket.
Selain perjalanan umroh, kenaikan harga tiket juga berdampak pada perjalanan wisata, hal ini dirasakan oleh travel agen perjalanan wisata. Dampak yang bisa dirasakan langsung adalah perubahan tujuan perjalanan wisata konsumen, hingga menurunnya konsumen.
Belum lagi, ditambah dengan kenaikan Pajak Pertambahan nilai (PPN), kenaikan harga BBM, hingga peraturan pelaku perjalanan yang masih berubah-ubah. Kenaikan harga tiket terutama sangat dirasakan pada destinasi wisata populer.
Bahkan, harga tiket penerbangan di batas atas saat ini sudah dianggap hal wajar.”Saya ambil contoh saja, saya dalam sejarah itu baru ketemu harga tiket ke Singapura itu sampai Rp15 juta loh, jarak Jakarta sampai Singapura itu kan cuma 1 jam. Jadi itu memang sangat mahal sekali,” terang Wakil Ketua II Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (ASITA) Bekasi, Hairani Tarigan.
Dibandingkan dengan harga tertinggi dalam kondisi normal, harga tiket Jakarta – Singapura berkisar Rp 3 sampai Rp5 juta. Biaya yang harus dikeluarkan untuk perjalanan internasional maupun domestik disebut tidak jauh berbeda.
Perusahaan perjalanan wisata baru saja bergerak usai pandemi Covid-19 mereda. Namun, tidak disangka kenaikan harga tiket, pajak, hingga terbatasnya penerbangan menjadi tembok besar berikutnya yang harus ditaklukkan, belum lagi melemahnya kurs rupiah.
“Trennya yang terjadi sekarang orang menghindari dulu naik pesawat karena tingginya harga tiket pesawat ya. Tapi kalau harus berangkat naik pesawat ya tentunya mencari tanggal yang murah,” tambahnya.
Jika masyarakat familiar mendengar berbagai promo perjalanan wisata, saat ini agen travel lebih memilih untuk membentuk konsorsium, bersama-sama dengan beberapa travel agent membuat perjalanan wisata. Termasuk, mematok harga yang sama antara satu agen travel dengan agen travel yang lain, sehingga dapat meminimalisir persaingan bisnis untuk tetap bisa bertahan hidup.
Di Bekasi, anggota ASITA sebagian besar melayani perjalanan umroh, di masa-masa awal musim umroh ini jumlah pelanggan bisa untuk membantu perusahaan tetap hidup. Bagaimanapun juga, para pelaku usaha di sektor ini harus memutar otak untuk menghadapi berbagai kendala yang muncul setelah mati suri akibat pandemi Covid-19.
“Kondisinya secara umum teman-teman di Bekasi ini sudah mulai bergerak, tapi sudah dihadapkan dengan banyak masalah. Kalau kita bilang mereka ini bergerak dari 1 sampai 10, mereka baru di level dua, sudah mau dibuat patah hati saja,” tukasnya.
Naiknya harga tiket perjalanan udara ini nyatanya memberikan kontribusi nyata pada tingkat inflasi di Indonesia. Bukan Juli kemarin, pengaruh komponen harga yang diatur oleh pemerintah terhadap inflasi tercatat ada pada kenaikan tarif angkutan udara, tarif bahan bakar rumah tangga, tokok kretek dan filter, serta tarif listrik.
“Kalau kita lihat penyumbang utama inflasi pada Juli ini antara lain adalah karena kenaikkan harga pada cabai merah, tarif angkutan udara, kemudian bahan bakar rumah tangga, dan cabai rawit,” papar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuono dalam keterangan persnya awal Agustus kemarin.
Catatan BPS Provinsi Jawa Barat, inflasi di Bekasi sebesar 3,49 persen, sedangkan tahun ke tahun 4,57 persen. Di bulan Juni, jumlah penumpang angkutan udara di Jawa Barat menurun 8,52 persen, atau sama dengan 32,43 ribu jiwa. (Sur) Artikel ini telah tayang di Radarbekasi.id dengan judul "Travel agen di Bekasi putar otak menghadapi tingginya harga tiket pesawat", Klik selengkapnya di sini
Tags:
berita